Equity World Surabaya : Beberapa Barang Barang Eropa Yang Terimbas Dari Sengketa Dagang AS - China
- ptequityworldsby
- May 14, 2019
- 2 min read
Equity World Surabaya - Perang perdagangan antara AS dan China berkecamuk sekali lagi dan segmen-segmen tertentu dari pasar saham Eropa merasakan sakit.
Pertengkaran tersebut telah membuat marah sejumlah sektor di Eropa, khususnya nama-nama siklus dalam subkelompok manufaktur dan pertambangan. Pembuat mobil telah mengambil pukulan lain karena Presiden AS Donald Trump telah menggenjot ancaman dan pasar khawatir perundingan dapat menuju jalan buntu. Indeks Stoxx 600 Automobiles & Parts telah jatuh 12% sejak puncaknya pada bulan April.
Eksportir juga terpukul oleh reli euro terhadap yuan, mengurangi daya tarik barang yang dibuat oleh perusahaan Eropa untuk importir Cina.
Berikut adalah daftar sektor yang tidak lengkap yang memiliki eksposur yang signifikan ke pasar Cina dan bisa mendapati diri mereka menderita jika ketegangan perdagangan terus meningkat.
Penambang dan Pembuat Baja
Cina dengan nyaman adalah pasar paling penting untuk permintaan logam secara global, artinya penambang sangat sensitif terhadap ketegangan dalam perdagangan dengan negara tersebut. Misalnya, Kaz Minerals Plc mendapat 66% penjualan dari negara Asia. Kegelisahan di Cina dapat berdampak signifikan pada harga tembaga, bijih besi, dan baja.
Barang-barang mewah
Konsumen Cina yang kaya adalah pasar akhir utama bagi perusahaan-perusahaan mewah seperti Kering (PA: PRTP) SA, LVMH Moet Hennessy Louis Vuitton SE dan Cie Financiere Richemont SA. Yang terakhir mendapat sekitar seperempat dari pendapatannya dari Cina. Pembaruan perdagangan terbaru dari sektor ini telah mengindikasikan permintaan untuk tas tangan dan jam tangan mahal mereka telah bertahan di negara sejauh ini, menentang kekhawatiran bahwa pembeli China mulai mengendalikan pengeluaran.
Mobil
Permintaan kendaraan di China telah merosot, tidak hanya terpukul oleh ketegangan perdagangan dengan AS tetapi juga ekonomi domestik yang melambat. Pembeli mobil potensial di negara itu juga sedang menunggu insentif pemerintah untuk menghidupkan kembali pasar. Perusahaan mobil Eropa dan A.S. menjadi lebih bergantung pada pasar Cina karena permintaan di Eropa dan Amerika Utara berkurang.
news edited by Equity World Surabaya
Comments